Selasa, 10 Juni 2014

abortus insipiens

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
             Dalam negara berkembang pada kehamilan tidak selalu berjalan dengan lancar dan baik, salah satunya terjadi abortus. Sehubungan dengan ini dan mengetahui sedini mungkin tanda-tanda terjadi abortus. Saat ini masih besar matluntt Slager dan Eistman “Abortus terjadi sekitar 10% dari keharnilan, dm abortus terjadi pada bulan ke 2-3 mencapai 80%.
Di Indonesia, bedasarkan undang-undang melakukan abortus buatan dianggap suatu kejahatan, merupakan tindak pidana yang terlasana. Akan tetapi abortus buatan sebagai tindakan pengobatan apabila itu salah satunya kalau untuk menolong jiwa dan kesehatan ibu serta sungguh sungguh dapat dipmggungjawabkan, dapat dibenarkan dan biasanya tidak di tuntut.
       Indikasi medis akan berubah-ubah menurut perkembangan ilmu kedokteran untuk melaku kan abortus, ada pula indikasi yang bersifat sosial, medis, hermenier, dan igenetis bukan semata-mata untuk menolong ibu, tetapi juga dengan pertirnbangan keseiamatan anak, jasmani, dan rohani.
Menurut beberapa penelitian, abortus abortus buatan paling banyak dilakukan orang golongan wanita yang bersuami, disebabkan karena banyak anak. tekanan ekonomi, dan sebagainya.
Keputusan untuk melakukan abortus buatan harus diambil oleh sekurang-kurangnya dua orang dokter dengan persetujuan tertulis dan wanita hamil atau suaminya atau keluarganya yang dekat dan dilakukan di suatu rumah sakit yang mempunyai cukup fasilitas untuk menger jakannya.
                                
B.     Rumusan Masalah
Ø  Pengertian abortus insipiens
Ø  Tanda dan gejala abortus insipiens
Ø  Etiologi dan faktor penyebab abortus insipiens
Ø  Faktor predisposisi abortus insipies
Ø  Penatalaksanaan abortus insipiens

C.     Tujuan
Ø  Megetahui pengertian abortus insipiens
Ø  Mengetahui tanda dan gejala abortus insipiens
Ø  Mengetahui etiologi dan faktor penyebab
Ø  Mengetahui faktor predisposisi abortus insipiens
Ø  Mengetahui penatalaksanaan abortus insipiens

D.    Manfaat
Ø  Dapat megetahui pengertian abortus insipiens
Ø  Dapat mengetahui tanda dan gejala abortus insipiens
Ø  Dapat mengetahui etiologi dan  faktor penyebab abortus insipiens
Ø  Dapat mengetahui faktor predisposisi abortus insipiens
Ø  Dapat mengetahui penatalaksanaan abortus insipiens













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi
Abortus Adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia 20 minggu atau kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.( Sarwono,2002:145 )
           Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (sarwono, 2009:460)
Keguguran atau abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.(Manuaba,2010:287)
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Mansjoer Arif, 2001:260)
Abortus Insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari rahim pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya pembukaan leher rahim, namun janin masih berada di dalam rahim. Pada tahapan ini terjadi perdarahan dari rahim dengan kontraksi yang semakin lama semakin kuat dan semakin sering, diikuti dengan pembukaan leher rahim.

B.     Tanda dan Gejala
1.      Gejala utama
ü  Pendarahan pervagina, keluar gumpalan darah
ü  Rasa mules atau keram perut, nyeri karena kontraksirahim kuat
ü  Pembukaan osteum uteri, Servile terbuka den terabaketuban
2.      Gambaran klinik 
ü  Terdapat keterlambatan datang bulan
ü  Terjadi perdarahan
ü  Disertai sakit perut
ü  Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi
ü  Pemeriksaan hasil tes hamil dapat masih positif atau sudah negative
KASUS
Nyonya Arva, 24 tahun, G2PIA0, dating ke poliklinik dengan keluhan utama keluar darah dari kemaluan. Hal ini sudah dialami ibu sejak 1 hari yang lalu. Ibu mengatakan sudah 3 bulan tidak mendapat haid. Ibu mengatakan perutnya mulas disertai nyeri perut bagian bawah.

Pemeriksaaan fisik
Ø  KU ibu lemah, conjungtiva anemis,
TD : 90/70 mmhg,
 N : 80x/menit,
 S : 360 C
 R : 20x/menit
Ø  Abdomen  : TFU masih teraba masa
Ø  P.inspekulo : serviks : livide (+), darah mengalir di OUE (+)
Ø  Pemeriksaan dalam : serviks telah mendatar, ostium uteri menipis dan terbuka, ketuban menonjol, buah kehamilan utuh
Ø  Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 10,5 gr/dl
Leukosit 12.000/mm3
Urine : β HCG (+)

Pemeriksaan penunjang
USG : jantung janin berdenyut, perdarahan sub khorionik banyak dibagian   bawah.

C.     Etiologi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1.      Faktor Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan ha sil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
a.       Faktor kromosom
§  Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk kromosom sex
b.      Faktor Lingkungan Endometrium
§  Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi
§  Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
c.       Pengaruh Luar
§  Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
§  Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
2.      Kelainan pada Plasenta
a.       Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
b.      Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes melitus      
c.       Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga menimbulkan keguguran.
3.      Penyakit Ibu
a.       Penyakit infeksi seperti pneumonia, tyfus abdominalis, malaria, sifilis
b.      Anemia ibu, melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2menunjukkan sirkulasi retroplasenta.
c.       Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit DM
4.      Kelainan yang Terdapat dalam Rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, seviks inkompeten, bekas operasi pada serviks ( konasisasi, amputasi serviks ), robekan serviks post partum.





D.    Faktor penyebab
1.      Kelainan ovum
 Abortus spontan yang dikarenakan kelainan ovum berkurang kemunngkinannya jika kehamilan lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus, makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.
2.       Kelainan genetalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita :
• Anomaly kongital (hipoplasia uteri)
• Kelainan letak dari uterus, seperti retrofleksi uteri fiksata
3.      Gangguan sirkulasi plasenta
Di jumpai pada ibu yang menderita penyakit seperti hipertensi, nefritis
4.      .Penyakit-penyakit ibu, misalnya: penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam tinggi seperti tipoid, pneumonia
5.      Antagonis rhesus
Yaitu pada antogonis rhesus darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus
6.      Rangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi, misal: terkejut, ketakutan, obat-obatan dan lain-lain.
7.      Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemi dan lain-lain.

E.     Faktor risiko / predisposisi yang (diduga) berhubungan dengan terjadinya abortus
1. Usia ibu yang lanjut
2. Riwayat obstetri / ginekologi yang kurang baik
3. Riwayat infertilitas
4. Penyakit yang menyertai kehamilan ( diabetes,
  penyakitgh Imunologi s istemik dsb).
5. Berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma, dsb)
6. Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat2an, alkohol, radiasi, dsb)
7. Trauma abdomen / pelvis pada trimester pertama
8. Kelainan kromosom (trisomi / monosomi)






F.      Asuhan yang dilakukan
Planning :
1.  Berikan Informent consent
2. Tes urine hasil positif (+)
3. Kolaborasi dengan dokter untuk Pemeriksaan USG
4. Perhatikan keadaan umum pasien dan perubahan keadaan hemodinamik yang terjadi  dan lakukan  segera tindakan evakuasi / pengeluaran hasil konsepsi disusul kuretase jika perdarahan banyak.
5. Berikan uterotonika.
6.  Pasca tindakan perlu perbaikan keadaan umum, pemberian uterotonika dan antibiotik profilaksis.

Penanganan abortus insipiens :
1.       Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin
2.       Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.
3.       Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
4.       Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
 vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
· Berikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila
perlu).
· Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.

5.  Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
· Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
· Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
6.  Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.


























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari rahim pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya pembukaan leher rahim, namun janin masih berada di dalam rahim. Pada tahapan ini terjadi perdarahan dari rahim dengan kontraksi yang semakin lama semakin kuat dan semakin sering, diikuti dengan pembukaan leher rahim.
Tanda dan gejalanya yaitu  pendarahan pervagina, keluar gumpalan darah,rasa mules atau keram perut, nyeri karena kontraksirahim kuat,pembukaan osteum uteri, Servik terbuka den teraba ketuban. Selain itu, ada gambaran klinik yaitu terdapat keterlambatan datang bulan,terjadi perdarahan,disertai sakit perut.
Penanganannya yaitu Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin serta pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan  dsb.

B.     Saran















                                   Daftar Pustaka
Arif Manjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan, Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI, Media Aesculapius, Jakarta : 2002
K. Bertens, Aborsi sebagai Masalah Etika PT. Gramedia, Jakarta : 2003
Sarwono, Pengantar Ilmu Kandungan, 1991, Yayasan Pustaka.
Sarwono. Pengantar Ilmu Acuan Nasional, 2002 Yayasan Pustaka
Internet, Catatan Kuliah Obstetri dan Ginekologi Plus buat ko-as FKUI